Antara Nam Num Umruma dan Nam Nur Alminulah
Banyak jiwa yang tersamar dalam warna
Mereka tersamar dalam nyanyian kadasih
Yang hitam seakan putih dan putih seakan hitam
Aku belajar memahami semua sisi
Namun tak jua menemukan arti
Aku bertanya pada kehidupan
Ia menjawabnya pada keheningan
Aku bertanya pada kebisingan
Ia menjawab pada kehidupan
Dalam rasa yang tak ingin mendebat
Aku abaikan saja keduanya dalam senyum
Dalam Perjalan hidup
Wajar saja ada makna yang asing
Pertama, ketika melihatnya tak berdaya, padahal seharusnya ia berjaya
Kemudian, ketika melihatnya terbahak di depan yang sakarat
Kemudian, ketika memilih jalan yang mudah antara yang sulit untuk menutupi kebodohan
Kemudian, ketika melakukan kesalahan dan coba menghibur diri dengan mengatakan bahwa semua orang juga melakukan kesalahan
Kemudian, ia menghindar kerana takut, lalu mengatakan ia orang yang paling sabar
“Tuhan” membisik ku dalam nurani
Yang benar tidaklah terlepas dari dosa yang jahat.
Yang bersalah sering merupakan korban dari yang terluka
Meskipun dunia memberat di atas hatimu
Tetaplah tersenyum seperti matahari
Sebab dalam cahayamu memisah antaraa hitam dan putihnya hidup
Oleh
Anhar, S. Pd., M.Pd
Owner edunews-institut.com
Mantap sekali filosofi dalam senandikanya. Saya seperti sedang membaca tulisan Marah Rusli
thankiu pak ketua prodi hebat….